Ke Mana Ormas Islam yang Dikasih Pengelolaan Tambang oleh Pemerintah Indonesia atas Kejadian Ini?

 


Oleh: Yayan Supiana, rakyat biasa dari Kota Tasikmalaya


Pemerintah Indonesia beberapa waktu lalu memberikan izin pengelolaan tambang kepada sejumlah ormas Islam besar, dengan alasan mulia: "untuk meningkatkan ekonomi umat." Tapi hari ini, saya—sebagai rakyat biasa—hanya bisa bertanya dalam hati: ke mana suara ormas-ormas Islam itu ketika alam kita dirusak atas nama pembangunan?


Di berbagai wilayah seperti Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan Raja Ampat, kita menyaksikan penggundulan hutan, pencemaran sungai, hilangnya ruang hidup masyarakat adat, dan kerusakan ekosistem laut**. Semua itu terjadi karena tambang yang katanya untuk energi masa depan: nikel, batu bara, emas. Tapi siapa yang benar-benar diuntungkan?


Ormas-ormas Islam yang katanya mengelola tambang itu **diam seribu bahasa.** Tidak ada pernyataan sikap, tidak ada pembelaan terhadap warga yang tergusur, tidak ada kritik atas kerusakan lingkungan yang nyata. Padahal ajaran Islam sangat jelas:


> “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya.” (QS. Al-A’raf: 56)

> “Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangan...” (HR. Muslim)


Kalau ormas Islam yang diberi kepercayaan negara justru ikut diam, atau bahkan ikut menikmati hasil tambang tanpa mengawasi dampaknya, apa bedanya mereka dengan perusahaan tambang rakus?


Saya hanya rakyat biasa, tidak punya akses ke penguasa. Tapi saya tahu, Islam tidak mengajarkan kita untuk berkompromi dengan kezaliman. Apalagi saat yang dizalimi adalah rakyat kecil dan bumi tempat kita semua tinggal.


Kalau tambang itu benar-benar untuk umat, tunjukkan buktinya.

Kalau ormas itu mengklaim membela rakyat, bicaralah saat rakyat menderita.

Kalau benar ingin menegakkan Islam, maka jangan diam saat bumi Allah dihancurkan.


Tasikmalaya, 10 Juni 2025

Yayan Supiana

Rakyat biasa yang masih percaya Islam berpihak pada keadilan.

Lebih baru Lebih lama