zona TV Jakarta
Dewan Kebudayaan Jabar harus menjadi lembaga strategis dan pendorong inovasi budaya Sunda yang unggul dalam pembangunan berkelanjutan.
Dewan Kebudayaan Jabar harus lahir sebagai garda terdepan dalam membangun peradaban Sunda yang unggul dan adaptif.
Oleh: Irjen. Pol. (Purn.) Dr. Drs. H. Anton Charliyan, M.P.K.N.
Tokoh Budaya Jawa Barat, Kapolda Jabar Periode 2016–2017
Di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi, eksistensi budaya lokal kian tergerus oleh penetrasi budaya luar yang mendominasi ruang publik dan sosial. Budaya Sunda, sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa, tidak lepas dari ancaman ini. Maka, pembentukan Dewan Kebudayaan Jawa Barat menjadi sebuah keniscayaan. Bukan sekadar lembaga formal, melainkan sebuah pilar peradaban yang mampu mempersatukan nilai-nilai tradisi, kearifan lokal, dan arah pembangunan masyarakat yang lebih manusiawi dan berkarakter.
Lembaga Strategis: Penjaga Warisan dan Pendorong Inovasi
Dewan Kebudayaan bukan hanya wadah diskusi para budayawan. Ia harus menjadi lembaga strategis yang memberi masukan kepada pemerintah daerah dalam upaya pemajuan kebudayaan. Lebih dari itu, lembaga ini harus hadir sebagai penjaga identitas kultural masyarakat Jawa Barat dan pendorong inovasi budaya yang berdampak langsung pada kehidupan sosial dan ekonomi.
Dengan mandat tersebut, Dewan Kebudayaan berperan aktif sebagai mitra pemerintah, baik dalam pelestarian budaya maupun dalam membangun karakter masyarakat Sunda yang cageur (sehat lahir batin), bageur (berakhlak dan berperilaku baik), pinter (cerdas dan kompeten), serta singer (proaktif dan inovatif). Nilai-nilai ini bukan sekadar jargon, tetapi fondasi utama bagi masyarakat Jawa Barat yang beradab dan tangguh.
Menjawab Tantangan Zaman dengan Kekuatan Budaya
Krisis moral, penurunan apresiasi seni, dan melemahnya identitas kultural di kalangan generasi muda adalah tantangan besar. Jawabannya ada pada strategi pemajuan kebudayaan yang terstruktur dan terukur.
Melalui program-program seperti pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Sunda, pembelajaran bahasa daerah sejak dini, dokumentasi sejarah lokal, hingga revitalisasi seni pertunjukan tradisional, Dewan Kebudayaan dapat memainkan peran besar dalam membangun ketahanan budaya dan identitas daerah.
Kita bisa mencontoh Dewan Kebudayaan Yogyakarta (DKY) dan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), yang terbukti efektif dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan kebudayaan secara inklusif dan progresif. Jawa Barat harus mampu menghadirkan versi khasnya sendiri—yang tidak hanya melestarikan tetapi juga memajukan budaya Sunda dalam kerangka pembangunan yang berkelanjutan.
Langkah Nyata: Perda Kebudayaan dan Penguatan Organisasi Budaya
Langkah konkret yang perlu segera didorong antara lain:
Percepatan pengesahan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pemajuan Kebudayaan
Penyusunan kurikulum budaya Sunda di sekolah-sekolah
Pelatihan guru budaya secara berkelanjutan
Dukungan kepada organisasi masyarakat berbasis budaya
Tanpa kebijakan nyata, nilai-nilai luhur akan tinggal cerita, dan potensi budaya hanya menjadi ornamen tanpa kekuatan transformatif.
Penutup: Membangun Peradaban Sunda yang Maju dan Adaptif
Dewan Kebudayaan Jawa Barat harus lahir sebagai garda depan peradaban Sunda yang unggul dan adaptif. Budaya bukan beban masa lalu, melainkan energi masa depan. Jika dikelola dengan bijak, budaya tidak hanya menjaga jati diri masyarakat, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi kreatif, pariwisata, dan inovasi sosial.
Masyarakat cageur, bageur, pinter, dan singer bukan utopia. Itu adalah tujuan nyata yang bisa diwujudkan melalui kolaborasi antara pemerintah, budayawan, akademisi, dan masyarakat luas. Sudah saatnya budaya menjadi panglima, bukan pelengkap. Dan Dewan Kebudayaan adalah instrumen utama untuk mewujudkannya.
Diterbitkan oleh : Cevi Supriatna, S.H.